Saya menemukan adanya upaya realisasi program sustainable food system yang sedang dikembangkan oleh para peneliti dan pembuat kebijakan dari berbagai disiplin ilmu. Mereka bekerja sama untuk mewujudkan konsep sustainable diet yang merupakan rumusan FAO. Sustainable diet adalah bahan makanan yang menimbulkan dampak bagi lingkungan dalam jumlah minimal, namun tetap mengandung gizi yang tinggi. Sustainable diet harus memperhatikan keanekaragaman pangan dan ekosistem, dapat diterima berdasarkan sisi budaya, mudah diperoleh, ekonomis, aman, dan mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada.
Selama ini konsep pemenuhan bahan makanan bagi masyarakat dunia hanya dipikirkan oleh FAO dan bagian lingkungan. Kini, seluruh badan PBB dan para peneliti serta pembuat kebijakan mulai memasukkan unsur ekonomi dan social. Bahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dunia sekaligus menghadapi perubahan iklim global, beberapa disiplin ilmu lain juga terlibat; seperti peternakan, environmental science, social science, dan politik.
Sebagai promotor dalam program ini, Nationaldairy Council (NDC) yang merupakan NGO dari AS juga berkomitmen mewujudkan program "fuel uptoplay 60",di mana generasi muda dijamin kecukupan asupan makanan bergizi dan diajak untuk berkativitas fisik selama 60 menit setiap harinya. Jika program ini dapat berjalan terus (sustainable) maka akan memberi dampak positif bagi tingkat kesehatan generasi muda dan kelestarian lingkungan hidup.
Daftar Pustaka :
Dari artikel Olson, R. D., Casavale, K. O. C., Rihane, R. C. I., & Bowman, R. S. A. (2014). Sustainable food systems: research base assessing the sustainability of dietary patterns.
Ruth Audy Alexander
Course of Health and Nutrition
Faculty of Medicine
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Indonesia
No comments:
Post a Comment